Khotbah
barang siapa
meneguk iman dalam keadaan buta
maka ia akan mabuk dalam mencinta
sementara cinta buta yang dangkal
adalah pangkal-sakal
yang tidak bisa kita sangkal.
(Mamuju, 2019)
–
Doktrin
sini. dekatkan daun telingamu.
dengarkan baik-baik:
“bunuhlah benci yang mendekam
dan mendekap pangkal pikiranmu.
hancurkan sesat postulat yang buatmu
garang dan girang mendaulat tanah janji.
ledakkan ilusi imajinasi yang memantik
suci girahmu untuk jadi pemberani.
pungutlah kepingan-kepingan angkara itu
dan masukkan ke dalam sebuah guci kalbu
lalu larungkan ke dalam lautan cinta dan kasih.”
dengarkan. dengarkan:
“pencinta yang tuntas dan pantas
tak pernah mencari getas jalan pintas”
(Mamuju, 2019)
–
Kontemplasi Tiga Pagi
kau seolah-olah terlempar ke tempat paling jauh
tidak ada orang yang kau kenali di sana. sendiri
adalah sebuah niscaya. kau hanya bisa menerima
berlapang dada pada kenyataan. pada keadaan.
jejak keberadaanmu terhapus begitu saja. sirna
bersama kombinasi gema alun suara azan dengan
deras derai menyambut bersahutan membisik
di telingamu yang sendu, dengan begitu syahdu.
bahwa ia kerap dan mungkin selalu hadir bersama
kenangan dan ingatan bukan berarti takdir suatu
yang kau terima dengan angguk kepala tanpa
ikhtiar dan rapal.
tanah makin basah dan kau remuk ditelan agonia
yang parah. tak ada amarah yang kekal, tapi bukankah
hidup hanyalah perihal menyiapkan bekal?
(Mamuju, 2019)
–
Membaca Vandalisme
Manakala puisi menguarkan aroma senja dan cinta
Maka harus ada tinta darah yang mengaliri
kertas suci sebagai genta peluru dan senjata.
(Mamuju, 2020)
–
Teori Konspirasi
Seperti jarum
kebenaran telah jatuh
ke dalam tumpukan jerami.
Seperti jerami
Kebohongan telah membakar
seisi lumbung.
Seperti lumbung
kejujuran telah jadi abu.
(Mamuju, 2020)