Kolaborasi Manusia dan Mesin

Tonny Leonard

2 min read

Dalam berbagai bidang kehidupan, mesin telah mengambil alih pekerjaan yang dulu hanya bisa dilakukan manusia. Apakah mesin akan jadi ancaman bagi manusia? 

Manusia adalah satu-satunya spesies di muka bumi yang hidupnya tergantung pada alat ciptaannya. Pada era pra sejarah, manusia membuat senjata sederhana untuk memburu binatang,  menggunakan api untuk memasak hasil buruannya. Di zaman modern, mesin uap menjadi tulang punggung era industri tahap pertama. Mesin uap menggantikan pekerjaan yang membutuhkan otot manusia. Kini, revolusi industri keempat telah melahirkan kecerdasan buatan yang menggantikan otak manusia.

Kisah klasik pertarungan manusia dan mesin sepanjang sejarah telah kita ketahui hasilnya. Bahkan manusia yang paling kuat tidak akan bisa mengalahkan mesin yang didesain untuk melakukan pekerjaan fisik. Lihat saja bagaimana John Henry, manusia paling kuat pada abad 19 dalam pembangunan rel kereta api di Amerika, berlomba untuk bisa mengalahkan mesin bor mekanis yang digerakkan dengan mesin uap. Henry memenangkan lomba hanya untuk mendapati dirinya meninggal karena kecapekan. Sementara mesin yang ia kalahkan semakin berkembang dan semakin kuat mengalahkan fisik manusia.

Ekskavator digunakan manusia untuk memindahkan material, menggali tanah dan merobohkan gedung dalam pekerjaan konstruksi. Traktor di bidang pertanian menjadi alat yang memungkinkan manusia menghasilkan panen yang lebih besar  dibanding era sebelumnya. Pesawat terbang memobililsasi manusia jauh lebih cepat dibanding  moda transportasi lainnya.

Penemuan komputer menciptakan era automasi, era di mana semua proses pekerjaan di industri bisa dilakukan oleh mesin dengan proses yang lebih efisien dibanding dengan menggunakan tenaga manusia. Beberapa tahun silam, kita menyaksikan gerbang tol dengan penjaga tiket untuk melakukan transaksi pembayaran, saat ini hampir semua gerbang tol sudah menggunakan pembayaran secara elektronik. Pekerjaan yang awalnya dianggap hanya bisa dilakukan oleh manusia, secara perlahan tapi pasti, telah digantikan oleh mesin.

Jika pada masa sebelumnya, teknologi yang ada lebih banyak dipakai untuk menggantikan otot manusia, saat ini teknologi yang berkembang adalah teknologi yang bisa menggantikan otak manusia. Teknologi yang melampaui kemampuan manusia dalam proses analitis dapat kita temui saat kita melakukan transaksi di marketplace. Dengan banyaknya transaksi yang kita lakukan, mesin bisa melakukan analisis dan  merekomendasikan barang yang sesuai dengan profil kita. Sebuah pekerjaan yang bahkan mustahil untuk dilakukan oleh manusia, jika sudah berhubungan dengan data yang sangat besar (big data).

Semua Bidang

Kecerdasan buatan merambah hampir semua kehidupan manusia. Catur yang dianggap sebagai olahraga intelektual, kini pun menjadi salah satu penanda kehebatan mesin dalam mengalahkan manusia. Gary Kasparov, sang juara dunia catur, harus mengakui kepintaran mesin besutan IBM, Deep Blue pada tahun 1997.

Gary Kasparov memberi istilah centaur, untuk sebuah pertarungan catur campuran antara manusia yang berkolaborasi dengan mesin, melawan manusia dan mesin lainnya. Saat ini, bahkan juara dunia catur kategori manusia, sudah sangat mudah dikalahkan oleh mesin. Juara dunia catur campuran adalah seorang manajer yang dibantu oleh empat komputer yang menjalankan software. Sang Manajer mengambil keputusan berdasarkan masukan dari komputer yang digunakannya. Sebuah kolaborasi manusia dan mesin yang bisa menjadi contoh perubahan yang mau tidak mau harus kita adaptasi dalam dunia kerja di masa depan.

Dalam dunia kedokteran, kita bisa melihat banyaknya peralatan canggih yang membantu dokter untuk melakukan diagnosa yang lebih baik untuk pasiennya. Penggunaan USG dengan teknologi 4 dimensi telah membantu banyak dokter dalam melakukan dignosis terhadap kesehatan kandungan para bayi. Kemampuan mesin IBM Watson dalam melakukan diagnosis kanker telah melampaui kemampuan dokter manusia.

Mengutip Gary Kasparov dalam salah pidatonya: “Teknologi bisa membuat kita menjadi lebih manusiawi dengan membebaskan manusia dari pekerjaan yang menghalangi kreativitas. Tentu, manusia juga punya banyak kualitas yang tidak bisa dilakukan oleh mesin. Jangan takut pada apa yang bisa mesin lakukan, tapi kuatirlah dengan apa yang belum bisa dilakukan oleh mesin”. Kasparov menambahkan bahwa biarlah kemampuan yang bersifat taktis dilakukan oleh mesin, manusia sebaiknya berfokus pada kemampuan yang bersifat strategis untuk melengkapi dan mengendalikan mesin buatannya.

Kemampuan manusia untuk berkolaborasi dengan mesin akan menjadi pembeda dalam kemampuan menyelesaikan pekerjaan. Adaptasi dalam penggunaan teknologi di dunia kerja adalah sebuah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.

Tonny Leonard

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email