Professional Google Map Reader

Kita Semua Gila dengan Cara Masing-Masing

Agus Ghulam Ahmad

2 min read

Saya mengenal Ricky Gervais dari stand-up comedy yang ditayangkan Netflix, Humanity. Algoritma Netflix kemudian mengantarkan saya ke karya terbarunya, After Life, sebuah serial drama komedi tentang Tony (Ricky Gervais) yang ditinggal mati sang istri karena kanker, lalu memikirkan berbagai skenario bunuh diri yang digagalkan oleh Brandy, anjing herder Jerman yang dipeliharanya.

Dengan premis yang sederhana dan klise, tapi penulisan yang rapi, jenaka, dan indah, After Life menjadi sajian yang nikmat. Untuk menggambarkan perasaan saat menontonnya, saya mengutip perumpamaan hidup dari ayah Tony, Ray (David Bradley): seperti wahana di pekan raya, menyenangkan, menakutkan, dan cepat, kita hanya bisa berputar sekali, sebelum melambat dan menunggu orang lain untuk naik.

Si Pesimis yang Gagal Bunuh Diri

After Life dimulai dengan video peninggalan Lisa (Kerry Godliman), istri Tony, sebagai panduan untuk menjalani hidup setelah ia mati. Lisa menggambarkan sosok suaminya sebagai lovely man. Tony bekerja di The Tambury Gazette, surat kabar lokal milik adik iparnya, Matt (Tom Basden). 

Ditinggal mati Lisa, Tony menjadi sangat sensitif dan selalu mengumpat terhadap apa pun yang membuatnya jengkel: makan dengan rakus; bersuara saat makan; menyedot ingus; bocah yang mengatainya pedofil; tukang pos yang membaca setiap kartu posnya; atau bahkan ayahnya yang menderita alzheimer dan dirawat di panti jompo Autumnal Leaves. 

Meski begitu ia tetap baik, tetap mengunjungi ayahnya setiap hari tanpa absen, hanya saja ia selalu dibuat kesal dengan pertanyaan ayahnya yang berulang saban kali: Mana Lisa? 

Jika bukan karena Brandy yang terus menggonggong tiap Tony mencoba bunuh diri, mungkin ia telah mati sebelum musim pertama sempat dimulai. Sepanjang serial ini, ada tiga kali percobaan terekam: menyilet urat nadi, menenggelamkan diri di laut, dan menegak segenggam pil tidur. 

Namun, itu tak bisa disebut percobaan bunuh diri juga, karena Tony tak pernah betul-betul mencoba. Ia hanya sepintas berpikir akan menyenangkan jika mati dengan keputusan sendiri. Brandy pun mungkin hanya dijadikan alasan, jauh di bawah sadarnya, Tony hanya ingin menjalani hidup sambil menunggu mati. 

Emil Cioran pernah bilang kalau hanya orang optimis yang bunuh diri. Dan Tony adalah seorang pesimis; alih-alih menemukan alasan untuk bunuh diri, ia justru mendapati hidup ini masih layak diperjuangkan.

Memaknai Hidup

Ketika Tony berjumpa dengan Anne (Penelope Wilton), seorang janda tua yang pusara suaminya bersebelahan dengan Lisa, ia menemukan tempat untuk bicara dan didengarkan. Sebaliknya, Tony cenderung mau mendengarkan Anne sebagai sesama orang yang ditinggalkan.

George Saunders pernah bilang, salah satu manfaat orang uzur adalah menceritakan penyesalan dalam hidup. Anne sepenuhnya berlawanan, ia tak menyesali apa pun. Baginya, hidup yang baik tak perlu disesali. Namun, tak semua orang di dunia baik. Tony paling mengerti itu, ia sempat berpikiran akan menghukum dunia dan membalas orang-orang jahat, termasuk dirinya.

Masalahnya, orang baik suka lupa kalau dirinya baik, dan orang lain ada untuk mengingatkannya. Di sinilah peran Anne dalam hidup Tony: untuk memberitahunya kalau-kalau ia lupa bahwa ia orang baik, lovely man

“Kita hanya punya satu sama lain, saling membantu sampai mati, lalu selesai. Tak ada gunanya mengasihani diri sendiri dan membuat orang lain tidak bahagia,” pesan Anne. Tony selalu dalam keadaan lebih baik setelah bicara dengannya, dan kembali merayakan kebahagiaan-kebahagiaan kecil orang lain. 

The Tambury Gazette, tempat kerja Tony, adalah tempat yang tepat untuk merayakannya. Koran lokal itu hanya meliput berita-berita di sekitar, cerita dari rumah ke rumah, yang sering kali luput dan redam. 

Tiap episode kita disuguhkan dengan liputan-liputan unik, dari yang konyol, seperti seorang perempuan membuat puding dari air susunya, atau yang tolol, seperti pria paruh baya beranak satu mengaku sebagai gadis 8 tahun, sampai yang mengharukan, seperti penggalangan dana seorang adik untuk kakaknya yang kanker.

Bertemu berbagai orang membuat Tony makin yakin bahwa hidup penuh dengan kegilaan. “Kita semua gila dengan cara masing-masing, itu yang membuatmu jadi normal,” katanya untuk menghibur salah satu narasumber. 

Namun, Tony pada akhirnya sadar, segala kegilaan yang ia liput dan tulis pada dasarnya adalah upaya orang-orang untuk bahagia, yaitu sesederhana pernah masuk koran dan menceritakan ke orang lain bahwa ia pernah ada di sana.

Kekuatan Karakter

After Life penuh dengan karakter menakjubkan. Ricky berhasil menghidupkan setiap karakter dengan segala kompleksitasnya dan memberikan mereka identitas masing-masing, dengan satu benang merah: keterasingan. Sebut saja Julian si pecandu narkoba, Pat si tukang pos, atau Brian si maniak masuk koran.

Semua tokoh punya masalah masing-masing, tanpa mengaburkan fokus cerita pada proses pemulihan mental Tony pasca kematian Lisa. Jika ada yang mengganjal setelah menonton After Life, saya rasa adalah beberapa tokoh kuat yang dihilangkan begitu saja.

Sandy (Mandeep Dhillon) misalnya, jurnalis baru The Tambury Gazette yang menjadi bawahan Tony. Di musim terakhir ia tiba-tiba saja hilang dan digantikan orang baru, sedangkan cerita tentang latar belakang dan problem keluarganya masih menggantung.

Begitu juga Roxy atau Daphne (Roisin Conaty), seorang pekerja seks yang kehadirannya sangat membekas di dua musim pertama. Setelah itu, namanya hanya disebut sesekali tanpa porsi memadai. 

Untungnya, After Life masih bisa dinikmati, dan Ricky mampu menghadirkan tokoh baru yang tak kalah kuat, yang alih-alih melemahkan cerita justru memperkuatnya. Karena itu, saya tidak bisa terlalu banyak komplain, selain berterima kasih telah “menghidupkan” Tony dan memberi saya satu alasan lagi untuk tetap hidup, apalagi kalau bukan menonton film bagus lebih banyak.

Jakarta, 2022 

Agus Ghulam Ahmad
Agus Ghulam Ahmad Professional Google Map Reader

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email