disenangi pagi
di luar koneksi berjejaring
satupun kita tak memulai
mungkin kata-kata
hanya sebatas—yang tak dimaknai
menyakitkan jika diingat
kembali; dibuka-buka
lagi laman-laman di belakang
mengait waktu
yang belum tentu rela
sesegera lenyap dan menguap
nafas kita meruang, kata tanyamu
telah mulai merangkak
sepi, kesepian lanjut kesendirian
pada akhirnya ia menjumpai
pengasuh kata-katamu
dan selesai dikait kehendak
yang terjadi kata-katamu
adalah pelipur
lara-lara malam yang berjangkit
melantun menjadi kata-kataku juga
kendara ruang kota
di pagi ini dan aku lewati;
dengarkanlah kidung jalan
meluluh hati kau rentan
dari semua kata
antar kota itu
saling terhubung di titik mata
dan jemari-jemari kita:
huruf-huruf menyatu
sesuai rasa-rasa kita
mengetik sendirinya
kamu yang disenangi pagi
bilang hati-hati
sampai sana
hingga bertepatan mata
2024
–
mega-mega dan jeans biru
mendung memayung
kota-kota; dari jogja
dan sekitarnya
memasuki penghujan
dan puncaknya di awal
tahun telah terjadi bencana:
rimbun rerinduan
per(hati)an yang gesang,
kemarau nahas
: menurut prakiraan cuaca
di anjangsana
di wilayah lain
kau bersama mega-mega
mengenakan jeans biru
berbalut matamu
berembus gelapnya angin
yang dikirim tinta-tinta langit
dan aku rela kehujanan
demi mencari teduhmu
ketika suasana kita
sedang terik-teriknya
percakapan kita terus berlari-lari
bagai anak-anak kecil,
mencari pengetahuan baru
yang di luar dirinya,
sampai hari ini belum mengerti
pertanyaan dan persamaan
di beranda kita
berteman arabika masam
tempat kopi industrial
yang selalu berlarik
kalatea
merangkum bunga senyum
dan terakhir sore yang
gelisah,
kota tak berhujan
2024
–
himne dan es coklat
sementara tiga kali lagu
berputar dan tertelan udara
yang lain angin turun
mengecup gelas es coklat
lebih dingin dari bibirku
pada bintik-bintik air
permukaan muka
kiri dan kanan teman duduk
kalau tenyata nyanyian
mampu menahan berjam-jam
setia bersandar demi satu teguk
minuman yang bertahan
lebih lama dari durasi sore
semua berhayal dimulai dari larik
interlude hingga koda
entah kira-kira
mereka juga bekas dari jiwa-jiwa yang patah
orang yang berdekat tampak lain
apalagi sendiri selalu dipertegaskan
di kediaman dan tak mengenali
berjarak pada tentang siapa
asing dirimu
menjadi rumus terjauh
dari semua perjalanan
yang kau tempuh
putar balik untuk
menjumpai aku yang semakin tiada
2023
–
ketika menuliskan kata
resep nyore yang paling mengetuk
bukankah langkah sebaris
dan tanganmu disambut padi mentiung
kemudian kuning tua saling perpisah
sekian dan menutup hari
seluruhnya desa mulai
membenamkan dirinya
ternyata kali ini
keramaian lain
dengan semua penjuru mata
menjadi hakim
searah cahaya lampu tembak
dari pembicaraan lalu lalang
membuat orang-orang
menuai kerut-kerut dahi
ketika menuliskan kata
manusia tak bisa keluar dari dirinya
mungkin juga tak tahu
kalau perasaan harus dikemanakan
selalu dibingkai
dari rangkaian patah hati
sering disebutnya puisi
banyak wahana untuk melarikan diri
bahkan keterasingan bisa dijumpai
pada kerumanan-kerumunan
tanya saja hal ganjil itu
setiap dari mereka
di antara ruang tapi murung
kehampaan mereka
tanpa disadari sudah membiarkan
begitu saja hal-hal yang lewat
barang menikmati keindahan yang sejenak
2023
*****
Editor: Moch Aldy MA