Ketika Menuliskan Kata dan Puisi Lainnya

aji royan nugroho

1 min read

disenangi pagi

di luar koneksi berjejaring
satupun kita tak memulai
mungkin kata-kata
hanya sebatas—yang tak dimaknai
menyakitkan jika diingat
kembali; dibuka-buka
lagi laman-laman di belakang
mengait waktu
yang belum tentu rela
sesegera lenyap dan menguap

nafas kita meruang, kata tanyamu
telah mulai merangkak
sepi, kesepian lanjut kesendirian
pada akhirnya ia menjumpai
pengasuh kata-katamu
dan selesai dikait kehendak

yang terjadi kata-katamu
adalah pelipur
lara-lara malam yang berjangkit
melantun menjadi kata-kataku juga
kendara ruang kota
di pagi ini dan aku lewati;
dengarkanlah kidung jalan
meluluh hati kau rentan

dari semua kata
antar kota itu
saling terhubung di titik mata
dan jemari-jemari kita:
huruf-huruf menyatu
sesuai rasa-rasa kita
mengetik sendirinya

kamu yang disenangi pagi
bilang hati-hati
sampai sana
hingga bertepatan mata

2024

mega-mega dan jeans biru

mendung memayung
kota-kota; dari jogja
dan sekitarnya
memasuki penghujan
dan puncaknya di awal
tahun telah terjadi bencana:
rimbun rerinduan
per(hati)an yang gesang,
kemarau nahas
: menurut prakiraan cuaca
di anjangsana

di wilayah lain
kau bersama mega-mega
mengenakan jeans biru
berbalut matamu
berembus gelapnya angin
yang dikirim tinta-tinta langit
dan aku rela kehujanan
demi mencari teduhmu

ketika suasana kita
sedang terik-teriknya
percakapan kita terus berlari-lari
bagai anak-anak kecil,
mencari pengetahuan baru
yang di luar dirinya,
sampai hari ini belum mengerti
pertanyaan dan persamaan

di beranda kita
berteman arabika masam
tempat kopi industrial
yang selalu berlarik
kalatea
merangkum bunga senyum
dan terakhir sore yang
gelisah,
kota tak berhujan

2024

himne dan es coklat

sementara tiga kali lagu
berputar dan tertelan udara
yang lain angin turun
mengecup gelas es coklat
lebih dingin dari bibirku
pada bintik-bintik air
permukaan muka

kiri dan kanan teman duduk
kalau tenyata nyanyian
mampu menahan berjam-jam
setia bersandar demi satu teguk
minuman yang bertahan
lebih lama dari durasi sore

semua berhayal dimulai dari larik
interlude hingga koda
entah kira-kira
mereka juga bekas dari jiwa-jiwa yang patah

orang yang berdekat tampak lain
apalagi sendiri selalu dipertegaskan
di kediaman dan tak mengenali
berjarak pada tentang siapa

asing dirimu
menjadi rumus terjauh
dari semua perjalanan
yang kau tempuh
putar balik untuk
menjumpai aku yang semakin tiada

2023

ketika menuliskan kata

resep nyore yang paling mengetuk
bukankah langkah sebaris
dan tanganmu disambut padi mentiung
kemudian kuning tua saling perpisah
sekian dan menutup hari
seluruhnya desa mulai
membenamkan dirinya

ternyata kali ini
keramaian lain
dengan semua penjuru mata
menjadi hakim
searah cahaya lampu tembak
dari pembicaraan lalu lalang
membuat orang-orang
menuai kerut-kerut dahi

ketika menuliskan kata
manusia tak bisa keluar dari dirinya
mungkin juga tak tahu
kalau perasaan harus dikemanakan
selalu dibingkai
dari rangkaian patah hati
sering disebutnya puisi

banyak wahana untuk melarikan diri
bahkan keterasingan bisa dijumpai
pada kerumanan-kerumunan
tanya saja hal ganjil itu
setiap dari mereka
di antara ruang tapi murung

kehampaan mereka
tanpa disadari sudah membiarkan
begitu saja hal-hal yang lewat
barang menikmati keindahan yang sejenak

2023

*****

Editor: Moch Aldy MA

aji royan nugroho

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email