Kehadiranmu adalah Kematianku

Muhammad Harir

51 sec read

/1/

Sepasang matamu adalah puisi, kekasih

Kata-katanya terbuat dari lentik-lentik bulu

Dan maknanya tersirat kala matamu berkedip-kedip.

 

/2/

Sepasang matamu adalah matari kembar

Tiada seorang pun yang berani menatap

Apalagi bersitatap

Dan aku adalah yang buta karenanya

 

/3/

Kenapa hari-hari aku bangun lebih pagi buta?

Karena aku ingin menikmati hidup lebih panjang dari yang lainnya.

Dan kenapa aku lebih hidup di malam hari?

Karena aku adalah doa.

 

/4/

Mana bunga untukku?” tanyamu padaku

Apa perlu aku bawa bunga? elokkah ‘bunga’ aku kasih bunga” jawabku

Aku datang gembalakan awan mendung

Tiba saat kau tersenyum, mereka merekah dan engkau basah

 

/5/

Kedipan matamu adalah tebasan pedang sekali ayun

Dan cambukan rotan sekali gebuk

Aku antara hidup dan mati

Setengah sadar dan tidak

Kematian pelan-pelan datang sarat keserakatan

Cinta mengulurkan tangannya, dan berkata “Sudah waktunya

 

/6/

Kutanyai kekasih “Apa warna dari kenangan?

Tak patut kau bertanya demikian” jawabnya

Baik manis dan pahit sekalipun kenangan itu

Andai dikenang, yang pahit berubah manis, dan yang manis tambahlah manis

Jadi kenang-kenanglah, kenangan sedih itu

 

/7/

Aku senandungkan seribu puisi cinta

Cinta menjawab : “Pembual!!! Cinta bukan definisi, cinta adalah dzauq (merasakan)”

“Sejuta kata makanan tidak akan mengenyangkan dan sejuta kata air tidak akan mengenyahkan dahaga

 

/8/

O, Bulan berkah

Dari-Mu segala nikmat tumpah ruah

Para ahli ibadah dan peronda malam tampak cemas bila kelewat menyaksikan malam lailatul qadr

Sedang, aku pendosa selalu menemukannya di wajahmu tiap malamnya

Aku bersaksi, malam ini sungguh sekali-kali purnama tidak bersinar terang kecuali dibasuh wajahmu

Muhammad Harir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email