ayat-ayat ilu
ikan-ikan tak lagi hadir
di danau toba. air matanya diperas
raja-raja. menyiram kujur
barah badan otorita.
Medan, 2024
–
hafalan yang menakutkan
anak-anak sulit menghafal.
apalagi nama-nama ikan. sebab yang dimakan
hanya nasi dan mi. jangankan sepeda,
tertawa pun mesti disubsidi wifi.
Medan, 2024
–
hari-hari bolong
di kota-kota besar yang ngantuk
lapar dan internet
bersenggama tak kenal waktu
mereka juga
punya cita-cita
pergi haji jika mampus.
Medan, 2024
–
kalenderku yang malang
di ruang kerjaku
ada kalender hitam
bermotif pesimis dan kucel.
kepalanya selalu menghadap
pintu masuk yang dipadati kontraktor.
kalender itu pemberian
si kepala coklat
yang mahal senyum.
karena hari-harinya sesak
dengan agenda kebelet berak.
sedikit kuperhatikan,
akhir-akhir ini suasana hati kalender
sedang hitam. bergantung pada musim politik
yang labil dan kekanak-kanakan
hasratnya sering menenteng penasaran.
pada sisa jam pulang kerja yang pancaroba
ia sembunyi-sembunyi menelusuri kekasih
bayangannya yang berhawa merah
di lorong pasar peramban.
dengan brutal, ia membabat rimbun iklan
ia dapati kekasihnya
sebagai tawanan penguasa cum pengusaha.
aku tak kuasa ketika
melihat bulu-bulu angkanya
merinding. kini di kepalanya hanya ada
perulangan bantal menjadi batu.
Medan, 2024
–
di lapo
cakap-cakap berak
berserak di teko kelima
di sebelah kayu raru
kacang kulit adalah
air terjun yang mendarat
di pangkal mulut beraroma kerang
birama siulan 2/8
berkelindan dengan kegalauan
sang ito on bagak bohina
mambahen bana mandingkal
selepas gitar menembakkan diri
dari dada ke dada. air terjun mendarat
deras mewarnai kebun wajahnya
bersama sabda merah dan biru
Medan, 2024
*****
Editor: Moch Aldy MA