satir adalah humor | romuh halada ritas

Kaivalya dan Puisi Lainnya

Muhammad Syahroni

2 min read

BHAVANA

setiap kali terlahir dari umpama-umpama,
manu hanyalah penggalan-penggalan napas

yang dijalin menjadi satu dalam tubuh fananya.
dan perasaan ialah sekumpulan benang-benang kusut

yang satu demi satu diurai dan dijenjangkan
ke seluruh hidupmu.

tangan-tangan yang terampil mengolah kehidupan dan
membesarkannya menjadi cinta kasih yang ceria;

kebahagiaan dan jiwa yang baik
ialah kesempurnaan manu.

ketika anak-anak dari generasi-generasi selanjutnya
berusaha membuka kitab-kitab kuno

dan mencari arti dari dirinya sendiri;
metta-bhavana; citta-bhavana.

JIVANMUKTA

ruh yang tak pernah mempertanyakan dirinya atas dirimu
tak selalu lebih beruntung; siapa yang terdampar pada siapa
dan siapa yang lebih merasakan kemalangan ketimbang siapa.
ruh lebih mengenal tubuh ketimbang dirimu sendiri,
segala yang kau terima dari luar telah masuk dengan sempurna
ke dalam jiwanya—ruh yang mengambil peran-peran
sebagai petapa bijak yang bersemayam di belantara tubuhmu.

kelak, keberuntungan seperti tidur malam yang nyenyak dan nyata:
demikian juga perjalanan ini, ketika karma yang tersisa
telah dibersihkan dan perjalanan telah menemukan paramukti,
ruh telah menemukan jawaban sebelum pertanyaan
dari ceceran ingatan masa kecil dan dekap rahim ibu.

—rupanya tuhan telah lebih dahulu masuk ke dalam diri kita
sebelum ruh
sebelum rupa tercipta.

KUMBHA MELA

setelah brihaspati, kau menemukan tubuhmu di tepian gangga,
tapi kau percaya bahwa fanamu telah sampai dari pencarian
dan letih berduka hingga tak ada lagi ritual selain prayascitta.

di belakang, retak di punggungmu, setelah penebusan dan pemulihan,
ada yang tak ingin dibersihkan dari perayaan ingatan
dan kabut yang mengembun di kelopak matamu setiap malam tiba,
setiap pagi fajar menghapusnya, setiap patah hati yang baru,
setiap duka yang jadi kecewa dan dendam seperti burung-burung nomaden
yang terbang dari waktu ke waktu, kini telah merengkuh kebebasanmu
yang terdiri atas: patah hati yang terus berganti baju,
air mata yang mengalir dari langit mencari sungai-sungai di tubuhmu,
dan beban luka yang menganga di dadamu.

tetapi kau masih saja rela mendoakan, esok pun kau masih harus
merelakan dan menerima, dan saat amavasya itu, setelah datang
tiga belas sadhu akhara, kau mengolesi tubuh kenanganmu
dengan bhasma dan ritual-ritual itu telah membebaskanmu dari samsara.

KAIVALYA

akhir dari yoga astanga,
di perjalanan pulang,
kau menemukan bahwa aku tak lebih berbahaya
ketimbang dua mata pisau yang sama-sama melirik ke lehermu;

darah terus mengalir
dan tipis menghidupi ruh dalam tubuhmu;
nyaring berisi percakapan kenangan
dan asal-usul duka dari masa lalu.

namun, kita selalu berada di tempat yang tepat,
sendirian menemani imanmu
dan perjalanan menemukan bukti mengenai warta-warta tuhan
dan keabadian yang ditawarkan kepadamu.

kau terus mencari jawaban atas aku,
tetapi selalu ada air yang tiba-tiba muncul seperti bah—
di balik matamu selalu ada aku
bersembunyi dan mengawasi.

matamu tak pernah pucat mengisi oase kesepian
dan merapal kesendirian. demikian juga perjalanan ini, aku terus;
di suatu hari aku mengalir seperti ular dan ruh dan darah,
dan percakapan kenangan telah usai bersama-sama menjelma dirimu.

GRHASTHA

ketika kaulahir dalam kefanaan,

kaumenangis mengetahui bahwa
semua yang akan datang kepadamu akan lepas begitu saja.

di tengah kesepian kau duduk menemani keramaian dan
tidak berhenti mempertanyakan: usai usia tumbuh melewati perkotaan,
tubuh yang letih, dan kenyataan yang kadang kita cintai berdua
mengapa berubah menjadi tahun-tahun yang padam. tetapi kau
tetap saja memilih tinggal dan mempersiapkan segala yang akan tanggal:
arca-arca dan persembahan, bunga-bunga dan gangga,
manusia-manusia dan keturunannya.

anak cucu manu memiliki jawaban di antara tiang-tiang
yang menopang tubuh fananya. mereka serakah, cemas,
begitu pula ketakutan; dunia telah menjanjikan svarga,
seperti tuhan yang menolak resah,
seperti ikan-ikan yang melumat cemas,
seperti akar-akar rumput yang memeluk tubuhmu erat.

kau tak perlu resah, sebab keresahanmu telah habis oleh:
seseorang lain yang membawa rumah impianmu.

*****

Editor: Moch Aldy MA

Muhammad Syahroni
Muhammad Syahroni satir adalah humor | romuh halada ritas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email