Selama ini, masyarakat awam masih sering membangun persepsi negatif terhadap para penderita gangguan spektrum autisme. Mereka sering dianggap sebagai individu yang kekanakan, menyusahkan, dan minim empati. Singkatnya, mereka sering dicap sebagai orang tidak normal dan diperlakukan secara tidak normal pula. Tentu saja beragam persepsi negatif itu hampir selalu berakhir dengan tindakan diskriminatif bagi para penyandang autisme. Pada 2021 silam, seorang anak perempuan dengan gangguan spektrum autisme berusia 10 tahun bernama Isabella Faith Tichenor ditemukan bunuh diri karena sering dirundung di sekolah.
Barangkali, berangkat dari pendapat umum dan realita di masyarakat itulah, sutradara Yu In Sik dan penulis naskah Moon Ji Won dari Korea Selatan menggarap sebuah tayangan yang mengangkat isu autisme lewat drakor berjudul Extraordinary Attorney Woo. Drakor 16 episode ini dibintangi oleh Park Eun Bin sebagai Woo Young Woo, seorang penyandang autisme jenius yang menjadi pengacara hukum. Tak lupa, aktor Kim Tae Oh juga hadir dan berperan sebagai Lee Jun Ho, salah satu anggota tim legal yang jatuh cinta kepada Woo Young Woo.
Drakor yang ditayangkan resmi di Netflix sejak akhir Juni 2022 ini, secara singkat mengisahkan kehidupan Woo Young Woo sebagai pengacara autis pertama di Korea Selatan yang memiliki obsesi kepada binatang paus. Ia memiliki IQ tinggi, namun memiliki keterampilan sosial yang buruk. Berkat perjanjian ayahnya dan CEO Firma Hukum Hanbada, ia bekerja di sebuah firma hukum besar Hanbada dan menjalani perannya sebagai pengacara yang sering kali diremehkan oleh orang lain. Meski begitu, sosoknya yang jenius hampir selalu mampu memecahkan masalah hukum dengan cemerlang.
Naik Turun Karir Pengacara Woo
Di firma hukum Hanbada, Woo mulai berkarir dengan didampingi oleh mentor sekaligus pengacara senior, Pak Jung, serta dua rekannya, Choi Soo Yeon dan Kwon Min Soo. Di setiap episode, para penonton akan disuguhi beragam kasus hukum yang menuntut tim pengacara tersebut untuk memenangkannya. Pengacara Woo belajar bagaimana caranya untuk berani tampil di depan persidangan, berdebat dengan jaksa maupun klien, serta berempati dengan orang lain. Proses pendewasaan Pengacara Woo di Hanbada begitu naik turun serta menguras emosi penonton.
Sebenarnya, tidak ada alasan khusus untuk membenci Pengacara Woo karena ia menggemaskan, bersikap sopan, serta pintar. Tapi karena menderita gangguan spektrum autisme, Pengacara Woo sering mendapatkan perlakuan menyakitkan di lingkungan tempat ia bekerja. Meski sering dicecar, dijatuhkan, dijebak, serta disisihkan, Pengacara Woo memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Hal itu terlihat dari bagaimana tekadnya untuk menyelesaikan kasus hingga akhir, serta bersikap netral dan berpegang teguh pada kebenaran dan sumpah pengacara.
“Pada akhirnya, aku membodohi diriku dan berpura-pura tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.” – Woo Young Woo.
Di salah satu bagian cerita, Pengacara Woo juga mengutarakan fakta menarik terkait sejarah mengapa orang-orang autis seperti dirinya disisihkan. Dan memang benar adanya, pada zaman kejayaan Nazi, mereka menyisihkan orang-orang disabilitas termasuk penyandang autisme untuk kemudian dibunuh begitu saja di kamp konsentrasi karena mereka dianggap tidak berguna.
Mereka Hanya Ingin Dicintai
“Perasaan manusia sangat sulit diselami,” begitu kira-kira yang dirasakan Pengacara Woo tentang pandangannya terhadap manusia normal.
Hal lain yang menarik dari drakor ini adalah bagaimana peran Lee Jun Ho yang sukarela mencintai Pengacara Woo dan perasaan ingin selalu melindunginya. Rupanya dibutuhkan tenaga ekstra untuk mencintai seseorang dengan gangguan spektrum autisme. Meski seringkali Pengacara Woo tidak pandai membalas cinta Lee Jun Ho, namun dari peran Lee Jun Ho para penonton dapat belajar untuk mencintai orang-orang autisme seperti Pengacara Woo dengan berbesar hati.
“You keep popping into my head like whales. Even though you’re not one. This is the first time I’ve constantly thought of someone, so it’s quite strange.” – Woo Young Woo.
Tak hanya oleh sosok Lee Jun Ho, penonton juga diajak untuk mencintai orang-orang seperti Pengacara Woo sebagai sosok sahabat, seperti yang dilakukan oleh tokoh Choi Soo Yeon dan Dong Geu Rami. Keduanya memiliki peran besar untuk membentuk karakter Pengacara Woo sebagai individu yang ingin belajar beradaptasi dan berbaur di lingkungan sosial. Keduanya memperlakukan Pengacara Woo dengan penuh cinta dan kasih.
Drama yang Menghangatkan Hati
Sejak dulu, industri drakor memang hampir selalu menyuguhkan cerita dengan ide-ide cerita segar. Drakor Extraordinary Attorney Woo merupakan salah satu drakor yang memiliki kualitas cerita yang bagus dengan tema yang unik. Bahkan drakor ini juga sempat menempati posisi teratas drakor terpopuler selama delapan minggu berturut-turut di Korea Selatan.
Ironisnya, beberapa berita melaporkan jika di Korea Selatan terdapat netizen yang memparodikan gaya bicara Pengacara Woo di media sosial serta dianggap sebagai pelecehan terhadap para penderita gangguan spektrum autisme. Hal ini sempat viral dan memicu kegaduhan di media sosial.
Terlepas dari berbagai respons masyarakat, selain bisa memberi motivasi untuk lebih merangkul para penderita autisme, drakor ini juga meningkatkan pengetahuan para penonton terhadap spesies paus dan teman-teman sebangsanya. Drakor ini turut menyampaikan kritik bagi isu perbudakan lumba-lumba di arena sirkus.
Jika Anda mengharapkan drama yang penuh misteri atau adegan laga, drakor ini tidak menyuguhkan kedua hal itu. Drakor ini menyuguhkan inspirasi dan cara pandang baru terhadap para penderita gangguan spektrum autisme dengan cara yang positif dan dibuat serealistis mungkin.
***
Editor: Ghufroni An’ars