Dari V for Vendetta, The Hunger Games, hingga Money Heist, simbol-simbol perlawanan dalam film menginspirasi banyak orang di seluruh dunia dan menggerakkan aksi massa. Squid Game akan menyusul?
Seiring euforia Squid Game, toko-toko online mulai banyak yang menjual pernak pernik yang berkaitan dengan film tersebut, mulai dari jaket hijau bernomor yang dikenakan oleh para pemain, atau baju terusan berwarna pink (overall) yang dipakai penjaga hingga topeng berlambang bulat, kotak atau segitiga. Bukan sekadar hiasan pemanis, kostum dan topeng dalam serial tersebut memiliki peran untuk menggambarkan status dan posisi masing masing karakter.
Kelompok rakyat biasa sebagai pemain dalam games tersebut digambarkan menggunakan jaket dan celana berwarna hijau dan diberi nomor berdasarkan urutan pendaftarannya. Sedangkan para penjaga menggunakan overall berwana pink dengan topeng berlambang bulat untuk kelas pekerja, lambang segitiga mewakili kelas tentara, sedangkan persegi sebagai manajer yang bertanggungjawab atas tugas masing masing penjaga. Yang menarik adalah kelompok pemilik modal atau disebutkan sebagai tamu VIP dalam serial tersebut, menggunakan jas yang tentu saja tidak seragam dan memakai topeng binatang. Simbol simbol yang tampak dari perbedaan pakaian di serial ini menggambarkan perbedaan kelas sosial yang ada di masyarakat kita.
Sebelum Squid Game sudah ada banyak film yang juga menghadirkan simbol sebagai bentuk kesenjangan antar kelas atau pun simbol perlawanan dan pemberontakan. Di antaranya adalah Money Heist, sebuah serial asal Spanyol yang bulan lalu baru tayang season 5 di Netflix. Money Heist menceritakan tentang perampokan terhadap Bank Nasional di Spanyol yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan overall berwarna merah dan topeng Salvador Dali. Overall berwarna merah yang mereka gunakan menggambarkan semangat nasionalisme di Spanyol dan juga semangat keberanian dan perjuangan, sedang topeng Salvador Dali terinspirasi dari Salvador Dali, seorang seniman asal Spanyol yang sepanjang hidupnya menolak perbedaan kelas dengan terlibat dalam aksi anti kapitalisme yang dituangkan dalam sejumlah karya besarnya.
Tidak hanya menampilkan simbol perlawanan anti sistem kapitalisme melalui kostum dan topeng, di Money Heist juga ada adegan para perampok menyanyikan lagu Bella Ciao saat salah satu anggota mereka tewas dihujani tembakan dari polisi. Lagu Bella Ciao ini merupakan Folklore asal Italia yang kerap dijadikan lagu perlawanan dan pernah dinyanyikan oleh kelompok anti-fasis Italian Resistance Movement pada masa Perang Dunia II sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah fasis yang dipimpin oleh Benito Mussolini.
Penggunaan simbol berupa kostum dan topeng dalam Money Heist ini menginspirasi banyak kelompok protes anti kapitalisme di beberapa negara, salah satunya aksi protes warga di Puerto Rico. Dalam protes tersebut, warga kompak mengenakan kostum para perampok dalam serial Money Heist sambil membawa spanduk yang menuntut Gubernur Ricardo Rossello mengundurkan diri.
Selain Money Heist, film lain yang juga menggunakan simbol perlawanan adalah The Hunger Games. Serupa dengan Squid Game yang bertema kompetisi bertahan hidup, The Hunger Games bercerita tentang kompetisi tahunan yang diadakan oleh pemerintah negara Panem sebagai hukuman atas pemberontakan yang gagal di masa lalu. Setiap distrik wajib mengirimkan seorang anak laki laki dan perempuan untuk bersaing dan bertarung hidup atau mati di The Hunger Games. Di dalam film ini, tokoh utamanya , Katniss Everdeen mengacungkan tiga jari sebagai bentuk protes menentang pemerintahan otoriter Presiden Snow. Kemudian, simbol salam tiga jari ini dipakai juga oleh kelompok masyarakat antar distrik untuk memberi dukungan pada Katniss dalam upaya menggulingkan pemerintahan di Panem.
Salam tiga jari ini kemudian juga digunakan para demonstran di Thailand saat memprotes kudeta yang dipimpin Prayut Chan-O-Cha. Pada demonstrasi yang diadakan pada Mei 2014 itu, para demonstran memprotes pemerintah militer yang merusak demokrasi sekaligus mengekang kebebasan berekspresi di Thailand. Tidak hanya di Thailand, salam tiga jari ini juga menginspirasi rakyat Myanmar pada Februari 2021 untuk memprotes kudeta yang dilakukan oleh junta militer Myanmar, Tatmadaw, terhadap pemimpin de facto negara itu, Aung San Suu Kyi. Pada beberapa foto yang beredar di media sosial, terlihat demonstran di Myanmar menggunakan gestur salam tiga jari, mengecup jari telunjuk, tengah, dan kelingking, lalu mengangkatnya ke udara, persis dengan yang dilakukan oleh Katniss Everdeen saat memprotes pemerintahan otoriter pada film The Hunger Games.
Satu lagi film yang juga menampilkan simbol perlawanan rakyat adalah film lama produksi tahun 2005, berjudul V for Vendetta. Di dalam film tersebut, karakter utama bernama V yang selalu menggunakan topeng Guy Fawkes digambarkan sebagai seorang revolusioner berideologi anarkisme yang memiliki pandangan politik mengenai konsep masyarakat tanpa negara. Berlatar Inggris tahun 2028 pasca-Perang Dunia Ketiga, ketika pemerintahan yang fasis sangat mengontrol masyarakat.
Dengan mengenakan topeng Guy Fawkes, sosok yang menamai dirinya V ini akhirnya melakukan pemberontakan terhadap pemerintah. Dalam dunia nyata, topeng Guy Fawkes ini kerap kali muncul dalam unjuk rasa di berbagai belahan dunia, antara lain pada gerakan Occupy Wall Street di bulan September 2011 saat orang-orang turun ke jalan memprotes tingginya kesenjangan dan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial di Amerika.
Simbol topeng Guy Fawkes ini juga muncul saat unjuk rasa memprotes Rezim Shinawatra di Thailand pada tahun 2013. Demikian juga di Hongkong pada bulan Oktober 2019, memprotes larangan memakai masker saat demo. Topeng Guy Fawkes ini juga menjadi simbol dari kelompok hacker anonymous yang kerap melakukan peretasan sebagai bentuk protes.
Penggunaan simbol dalam film atau serial memiliki pengaruh besar pada perjuangan perlawanan di seluruh dunia. Terutama ketika simbol tersebut dirasa dekat dengan penderitaan atau kesenjangan antar kelas yang terjadi di masyarakat. Perasaan keterhubungan yang dirasakan oleh masyarakat membuat banyak orang merasa menjadi bagian dari cerita di film atau serial tersebut dan di saat bersamaan membawa semangat perlawanan dalam film ke dalam aksi nyata di berbagai negara.