Dadar-Sarden dan Puisi Lainnya

Rasyid Faqih

1 min read

Dadar-Sarden
: untuk Nanda dan Marsya yang Baik Hati

Aku yang masak dan cuci piring.
Kamu yang bersihin eek kucing.
Kalau ada temanmu datang,
biarkan ia main sama mamot dan oyen,
menonton TikTok, tidur-tiduran,
memasang kutek ungu dan pink
demi membuktikan kelaki-lakiannya
yang ramping, biarkan.

Asal ia senang, kemudian bisa melupakan
rencana perdananya mengiris tangan.
Kita kehabisan telur untuk didadar.
Beli sana! Ajak temanmu pergi bersama.
Pilih warung yang sedikit jauh, beli rokok atau ke ATM dulu.

Motor koplingmu jadi tempat teramannya berkeluh.
Sebelum tidur, kisahkan kembali ceritanya;
yang seminggu ini tidak bicara dengan orang selain kita,
ia menulis di burjo sepi, minum Good Day 3 kali,
pura-pura tidak mengenal teman jurusan sendiri.

Sarden sudah matang, kamu dengannya berbagi jumlah ikan,
menambah nasi, sampai mengais minyak di kuali.

“Enak? Seperti buatan ibu?” aku bertanya pada temanmu.
“Kurang kentang sih. Tapi tak apa …
ini sudah mirip sahur di rumah.”

(16 April 2022)

Kisah Bercukur

Aku,
kaca pecah belah dari wc bersama,
dibawa pria bertelanjang payu dada,
masuk ke ruang petak tempatnya
sering mengumpat.

Ia duduk bersila pada keseriusan
yang mahaesa.
Aku menatapku di pantulan matanya.
Sepasang kekasih beraroma Indomie
mulai menggunting diri.

Menciptakan hujan bulu dagu,
Dua ekor lele terjun dari bibirmu
mendarat di asbak penuh DjiSamSoe
Kemudian ketololan terbentang;
.
.
.
“Oh, Bujang!”
“Rahangmu, tak ada lagi kegarangan!”

Sebelum ia melemparku ke dinding.
Kuingat betul wajahnya
seperti kucing basah habis grooming.

(13 April 2022)

Kodok Hitam

Seekor kodok di depan pintu
melompat ke relung pikiranmu.
Membopongmu pada hujan,
dan hangat bakso tusuk.

Horror A24 yang tak selesai
melembabkan selimut kalian
Hingga mewangi vanila
di kasur, bantal, dan baju bola

Sampai besok atau kapan
Ada lubang menganga di dada;

“Hush! Hush!” Kata ibumu, menyangkal kodok itu dengan sapu, “Kita sedang tidak menerima masa lalu.”

(4 Mei 2022)

WhatsApp dengan Ibuuuuuuu

Bukanny kmarin udh 300?
Iya bu, ini harus print lagi buat perpus.
Astga, jdi pulng tgl brpe?
21 atau 22, lebih aman ya 24, 25

STNK jgn lupa.
Kantor Pos tutup hari sabtu bu,
kalau JNE gimana? Tapi 50?
Bju adek Iyish jgn lupa beli
Besok Faqih cari. Warna bebas kan?

Bu, uang tiket kapan?
Ibu lgi ngawas, nnti sore y

*pap bukti transfer
*pap tiket pesawat
*pap tiket kereta

Jang. bimbngan la smpai mne? 
Kerjakanla. Revisi sgra. 
Kejar dosenny.
Iya ibu, besok ke kampus.

Jaaaang. STNK cpt krim!
*pap resi JNE

Bujang. buka pkai ap?
NutriSari dulu bu, hehe.

Bu, udah di distro.
*pap baju hijau
*pap baju hitam
Jgn yg gmbar tngkorak!
*pap topi coklat
Nah itu bgus

Bujang ibu, bgun! Sahurr!

Paket adek dkirim skrang!

Jang, ibu msak gangan ikan

Jang, Pulng jdi tgl 25 kan?
Hmm gak tahu bu, bingung

ini skripsi belum di-acc, bu.

(17 April 2022)

Jika Kau Berani

Jika kau berani, Ayah
pergilah ke Gramedia
lima belas tahun lalu

Katakan pada bocah itu
kau tak akan membeli
komik harapan berisi
kucing masa depan,
dan ninja kesepian

Jika kau berani, Ayah
biarkan ia berangkat
menuju madrasah
tanpa menemui
pangkuan pulangnya

: tapi dua renteng ciki 
tak mampu menyulap
tazos jadi sebuah rumah

Jika kau berani, Ayah
jangan pernah
temui ia di parkiran sepeda
setelah menyela matematika
dan tatapan satpam
adzan dzuhur
menyalak-nyalak
seperti perpisahan
kau dan ia
dalam pelukan.

(28 Oktober 2021)

*****

Editor: Moch Aldy MA

Rasyid Faqih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email