Cerita Remaja 2
Hari semakin tua
Kita rayakan bersama
puluhan orang yang antre
red velvet, matcha,
password wi-fi, dan
kisah alternatif di meja
depan.
Berita tentang kekerasan
seksual, narkotika, selebrita,
dan tips lima menit mengurai
di telapak tangan.
Hari semakin tua
Si anggur dan si rembulan
menggulung lengan
kemejanya dan;
Menangis di tempat
seharusnya-semestinya.
Memang telah jauh
berbagai aplikasi membawa
hidup kita ke sini dan
ke sana.
(Bogor, Januari 2022)
–
Daftar Harga
Malam ini berlangsung
Antara rapat kerja dan
nyanyian-nyanyian yang
belum selesai
Uap kebudayaan kota
di senin pagi. Kamis pagi.
Di antara nama-nama dewa
kesenian. Beranjak dari
pasar kemasan. Peluang
terbuka peluang tertutup.
Di hari ketika runtuhnya
dinding rumah. Aku bermimpi.
Melihat kita pergi belanja, lalu
mengambil kembalian dari
singkong rebus yang besar
di tanah galian tambang.
Sesuatu tercipta. Dan
kita rawat, seperti mengganti
sprei baru di kasur yang itu-itu saja.
(Bogor, November 2022)
–
Musiman
Aku buat bambu agar bersuara
Di atas pohon jati, jengkol,
dan nangka;
Meski cuma sebentar.
Sebab hujan dan kemarau
sudah ngantre di belakang
bersama menu makan baru;
Sebuah podcast
Jadi lalapan
Makan siang kita.
(Bogor, Maret 2022)
–
Bukit Pemancar
Kebun bunga tertinggal
di kaca tanganmu
Melihat rumah seperti
gundukan kuburan dengan
warna-warna yang makin
keras saat sore hari
Berbaris di antara Salak
dan Pangrango
Kota telah mati
Kematian akan sampai
juga di tanah ini
Meski tempat ini adalah
firdausku
yang memutus hubunganku
dengan masa lalu.
(Bogor, Desember 2021)
–
Cerita Remaja 3
Aku beli diriku saat usia remaja:
Merokok – makan – minum
— Tahun berganti.
(Bogor, Januari 2022)
*****
Editor: Moch Aldy MA