Botol-Botol
Tak terasa, waktu silih berganti
Bulan yang mulanya biasa, berubah menjadi suci
Botol-botol berisikan teh yang disosor dengan makanan apa pun,
berubah menjadi botol-botol berisi marjan yang tak lagi diambil dari lautan,
melainkan dicomot begitu saja dari iklan sirup di televisi yang terdapat di ruang keluarga
Apalagi, botol-botol berisi buah-buahan anggur milik orang tua sepuh
nan memabukkan lagi terlarang bagi sebagian besar umat
Mereka pasti dilenyapkan (atau bisa saja disembunyikan)
Kini,
Aku hanya sekadar ingin menikmati setetes kerinduan
Yang tetiba saja tertuang dari muka galak dan senyum kecutmu
Yang lebih dingin dan memabukkan dari botol manapun
Ah, celakalah aku!
Di bulan suci ini aku malah memikirkan dirimu dibandingkan Tuhan!
Bogor, 30 Mei 2020
Doa yang Kusemogakan
Ketika aku mencoba menghubungi Tuhanku,
aku meminta kepadaNya agar membangunkanmu
dari tidur panjang angan-anganku
Lekas Datang
Sewaktu kau pergi menunggu
Lekas tak kunjung datang
Maka datang pun tak kunjung lekas
Sini
Kemari
Kuberi tahu
Pulanglah kepadaku, tiada guna menunggu lekas maupun datang
Berkunjung
Pada hari di mana malam itu tiba,
Aku pergi untuk mengetuk pintumu
Sialnya aku, rupanya sudah ada lelaki di depan rumahmu
Aku meneleponmu dan berbisik,
Bisakah engkau keluar lewat pintu belakang dan lantas pergi menyusuri sisa hidupku?
Bogor, 9 Agustus 2020
Kacamata
Kabarnya,
seorang penjual dan ahli kacamata bangkrut
semenjak seorang lelaki kecewa atas kacamata yang sudah dibeli
Sayangnya,
Setelah memakai kacamata tersebut
Seorang gadis tetap saja tak bisa melihat perasaan sang lelaki
Bogor, 14 Agustus 2020