Bertemu di Kafe
rindu yang kau isap lekat embuskan nelangsa
mengepul bukan kepalang memenuhi rongga dada
sudah kepalang tanggung gembur lalu mekar menjadi nyala
api dari ujung rokokmu menyulut percikan
yang akan jadi bara dan menjadikannku binasa
kau isap sebatang rokok lagi untuk hapus perih
di bibirmu
oleh ciuman yang ditinggalkan pengelana
serupa rajah
kenangan bisa permanen dan kulitmu perkamen
ia memudar tapi tidak hilang benar-benar
kekasihmu yang lain
datang mencoba menghapusnya
tapi sia-sia
kita tidak bisa memutus takdir
di setiap cinta getir mengikut di belakangnya
ayo minum kopi, melingkar selfie, menyintas abadi
semua rahasia toh akan mati
tatapan orang-orang menguntit
di dahimu
mereka bilang kau psikopat, keparat, mudarat
tapi tidak sayangku
nanti kita cerita klandestin
menyilang mulut kita dengan rahasia
di hari yang cerah
mari bertemu di sebuah ceruk
memutar efek rumah kaca – lagu cinta melulu
kau tinggalkan penutup kepalamu
aku tanggalkan agamaku
kita mengepul menjadi asap
lalu kita cerita tentang semua sumpah serapah
dan kau jadi satu-satunya yang kusembah
–
Pak Guru Akhirnya Lulus P3K
pak guru baru lulus P3K
setelah beberapa kali mencoba
pak guru begitu gembira
ingin sekali bawa makan teman-temannya
pak guru akhirnya bikin janji jumpa
dia tentukan sebuah hari di tanggal merah
pak guru ingin mereka datang semua
ingin berjumpa sedikit pamer juga
pak guru melaju di atas vespa
hari itu berawan tapi cerah
pak guru pun tiba di sana
teman-temanya sudah ada beberapa
pak guru melangkah melewati pintu kaca
teman-temannya bicara di depan laptop berlogo buah
pak guru kecut, ia ciut, ia berpikir perlu cari kerja
–
Banjir di Jalan Tol
pada satu hari di puncak januari
ayo menyeberang ke mari
ke pagar yang membelah kampung kami
melewati jembatan merasakan aspal di hari hujan
ayo pasang badan
bermain bola berlari-lari
sebab ilalang telah berubah jalan
ayo bikin mural
sehari saja kawan biar mereka kesal
biar mereka tahu resah bisa berubah jadi bah
ayo menjadi banjir
sebab mereka tak tahu rasa air
menyentuh pergelangan kaki
*****
Editor: Moch Aldy MA