Kadang Main Musik Kadang Tidak

Berkat Tuhan buat Legenda Rock Indonesia

Djoko Santoso

2 min read

Sekira tahun 2006, pertama kali saya mendengarkan lagu GodBless dengan lebih serius. Sebagaimana para pencinta musik Indonesia yang lain, sebenarnya kita sering mendengarkan lagu-lagu GodBless, atau sekurang-kurangnya pernah mendengarkan lagu-lagunya. Siapa yang tak pernah mendengar lagu Semut Hitam, Rumah Kita? Hampir semua orang pasti pernah mendengarnya. Hits sepanjang masa itu selalu ada di pojok-pojok memori orang Indonesia.

Perkenalan saya dengan musik GodBless adalah hasil rekomendasi teman sekolah. Ketika meminta referensi musik rock Indonesia, band ini adalah jawabannya. Kala itu, atau mungkin sampai sekarang maupun nanti, Godbless adalah representasi abadi dari musik rock tanah air. Semut Hitam adalah album yang ketika itu kami konsumsi bareng-bareng. Cover-nya sedikit “aneh” karena Donny Fattah memakai gitar, padahal dia adalah basis. Namun, cover album ini sangat ikonik, bahkan menjadi t-shirt merchandise di 2022.

Band yang kini usianya menginjak 50 tahun itu baru saja merayakan ultah dengan merilis album Anthology. Sesuai namanya, Anthology adalah album berisi kumpulan lagu-lagu yang pernah dirilis sebelumnya. Berisi 11 lagu reguler dan 1 lagu medley, album Anthology terdengar lebih megah dengan aransemen baru.

Secara komposisi, sebenarnya lagu-lagu dalam album ini tak banyak diubah, hanya ada penambahan string section dari Czech Symphony Orchestra. Kelompok orkestra ini sudah tak perlu diragukan lagi. Tohpati sebagai arranger album memang selalu jenius dalam menggodok komposisi. Kesan pertama pada album ini: megah, mewah, renyah.

Baca juga:

Tak hanya berhenti pada merekam ulang musik-musiknya, GodBless juga baru saja menggelar pertunjukan bertajuk Konser Emas 50 Tahun. Tak banyak band di dunia ini yang mampu bertahan hingga usia emas 50 tahun dan masih produktif. Di Indonesia, nampaknya hanya Godbless yang mampu mencapai titik ini. Dengan personel yang rata-rata sudah berkepala tujuh, selain drummer-nya, Godbless masih sangat enerjik. Di atas panggung, mereka masih seperti anak muda yang puber musik rock. Tetap menggila namun tenang, tetap tenang namun menggila!

Secara pribadi, bila ditanya satu lagu terbaik dalam album ini, jawaban saya adalah Musisi. Donny Fattah mampu menyajikan lagu dengan aransemen dan komposisi yang ciamik. Lirik yang menceritakan tentang “proses kreatif” musisi menciptakan musiknya terbilang cukup unik. Nampaknya, lirik semacam ini belum pernah ada sebelumnya.

Bagi saya, Musisi adalah lagu rock terbaik Indonesia sepanjang masa. Fill-fill gitar khas Ian Antono menjadikan lagu ini seperti punya magnet sendiri. Lagu ini semacam versi lite dari Bohemian Rhapsody milik Queen. Terkesan berlebihan memang bila mensejajarkan dua lagu ini, tapi misalpun memang berlebihan, setidaknya Indonesia punya musik yang sekelas mereka.

Ian Antono adalah salah satu gitaris original. Dengan predikatnya sebagai “gitaris otodidak”, ia selalu mampu meramu lagu dan cabikan gitar yang kuat karakternya. Dalam sebuah wawancara, ketika ditanya tentang teknik gitarnya, ia menjawab seloroh, “Tidak ada yang bisa meniru gaya bermain gitar saya, lha wong teknik saya salah.”

Bisa jadi memang bila dilihat dari teknik yang diajarkan oleh guru-guru gitar, teknik Ian Antono salah. Namun, dari “kesalahan” teknik itulah ciri khasnya tercipta. Lagipula, apalah arti sebuah teknik?

“Kalau mau lihat band yang keren, enggak perlu jauh-jauh ngeliat ke luar (negeri), Indonesia punya GodBless!” Begitulah Kaka Slank menyanjung junjungannya. Tak berlebihan anggapan tersebut sekira kita semua melihat katalog album yang dilahirkan selama lima dasawarsa. Semua itu termaktub dalam delapan buah album, yakni God Bless (1976), Cermin (1980), Semut Hitam (1988), Raksasa (1989), Apa Kabar (1997), 36 (2009), Cermin 7 (2017), dan Anthology (2023). Gonta ganti personel juga tak terhindarkan hingga posisi terakhir ini—Ahmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman, dan Fajar Satritama sebagai personel “ragil”.

Pada perayaan konser 50 tahun perjalanan, GodBless mendapat pengukuhan dari MURI sebagai Band Tertua yang Tetap Aktif. Tak banyak penghargaan yang diberikan MURI kepada insan musik Indonesia, GodBless adalah salah satunya dan memang layak mendapatkannya.

Sebagaimana namanya, nampaknya Tuhan memang telah memberkati GodBless. Berkah-Nya berupa umur panjang sebagai sebuah band dan fisik bugar buat para personelnya. Di usia berkepala tujuh, mereka masih pantas dan lantang membawakan lagu-lagu menggelegar. Lagu-lagunya juga hingga saat ini masih didengarkan para pecinta musik tanah air. Inilah keabadian mereka. God bless GodBless.

 

Editor: Emma Amelia

Djoko Santoso
Djoko Santoso Kadang Main Musik Kadang Tidak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email