Berita tentang Kapolseks
S adalah anak yang sayang orang tuanya
Ia gundah saat si ayah harus dibui
Ia merindukan bau keringat ayahnya
“KapolSEKS Sempat Chat Mesra Anak Tersangka.”
Dijanjikan bebaskan ayahnya, S terpaksa mengiyakan ajakan KapolSEKS demi sang ayah yang dicintainya. Namun usai mengikuti keinginan oknum KapolSEKS, sampai saat ini ayahnya masih berada di sel tahanan.
Saya izin betanya;
Apakah semua media menerima jurnalis begitu saja?
Gresik, 15 Oktober 2021
Sinetron
Jika kau gagal mengutus setan untuk menggoda seseorang, maka kirimkanlah seorang perempuan
Kisah usang tiada henti yang diusung dalam televisi sampai hari ini
Perempuan diperangkap dalam peran
Menjadi otak persekongkolan,
menjadi penyebab malapetaka,
menjadi tokoh yang terlunta-lunta,
diterjang duka tiada daya dan tiada duanya
Sinema elektronika meratapi dan terus ikhlas menjalani nasib buruk yang bengis tak beralasan.
Gresik, Oktober 2021
Perempuan dalam Genggaman
hidup telah menuntunku jadi kerikil
sebab tubuh hanya dapat menenggelamkan air mata
suatu hari,
aku mencangkul pertanyaan-pertanyaan dalam kepala;
Apakah ada laki-laki yang menanam cinta kasih?
Apakah ada untungnya laki-laki untuk diriku?
Apakah ada laki-laki yang tidak seperti Ayah?
Kuendapkan pertanyaan-pertanyaan itu
setiap hari Ibu menanak hati
Ia pernah bilang padaku;
bahwa berani menanggung budi, harus pula berani menanggung risiko
tapi sayang, aku tidak seberani Ibu
Aku tidak akan kawin!
Aku benci laki-laki yang tidak menghormati perempuan, dan merenggutnya dalam genggaman
pagi tadi aku berolahraga
agar badan lebih sehat dan lebih lama hidup tanpa menelan tangis yang sudah-sudah
di jalan, aku bertemu kerikil
kusampaikan padanya;
“Harusnya hidup tak perlu menuntunku jadi dirimu.
Karena untuk hidup, sebetulnya sudah cukup dengan aku menjadi
perempuan.”
Gresik, Oktober 2021
Humor
Kalau kau berniat mencari lelucon, carilah siaran humor di televisi
ialah ladang yang tak pernah kerontang membuatmu terbahak-bahak
Siaran humor jauh menggelitik daripada humor itu sendiri
Gresik, Oktober 2021
Merayakan Senyum
mencari senyum sampai pada epilog novel
yang terbit hanya ketakutan-ketakutan dalam sampulnya
tembok-tembok kota sekitar dua bulan lalu,
yang sama-sama kita melukis senyum di atasnya
kini
ditiban kenanaran
dari sini aku mendengar mulut apak berteriak
“Kami telah mati,
kerongkongan kami,
batin kami,
senyum kami,
bahkan selipan uang pada kutang kami dilahap bakteri.”
jika sudah tak ada lagi senyum di dunia ini
dan dunia masih harus berputar.
jangan makan cintaku
aku belum sempat menitip rindu pada bibirnya
dan merayakan senyum kita berdua.
Gresik, Mei 2020