Begalan di Tengah Pilihan Adat Pernikahan

sulistyaning tyas

1 min read

Begalan adalah salah satu ikon pernikahan adat Banyumasan. Ritualnya yang sarat makna membuat pernikahan terasa lebih sakral. Petuah-petuah yang diberikan menggunakan analogi alat-alat rumah tangga, membuat siapa saja yang mendengar akan terpikat dan tenggelam dalam nasihat.

Samin, seorang pelaku kesenian begalan mendefinisikan begalan dengan ungkapan “kabegalan sambekalanipun.” Maksud dari ungkapan tersebut adalah agar dijauhkan dari segala marabahaya. Jadi, dapat dikatakan bahwa istilah begalan di sini merupakan suatu syarat atau krenah/pengruwat guna menghindari segala kekuatan-kekuatan gaib yang mengancam keselamatan kedua mempelai, sehingga mereka tidak takut lagi apabila nanti ada gangguan dari kekuatan yang mengelilingi dan mengancam dirinya.

Pelaku kesenian begalan lainnya, Mulyo Diarjo menyebutkan bahwa istilah begalan merupakan akronim dari “Besan Gawa Lantaran” yang berarti pihak mempelai pria membawa keperluan atau barang-barang kebutuhan rumah tangga untuk mempelai wanita atau biasa disebut seserahan. Alat-alat ini kemudian diberi nama Brenong Kepang yang terdiri atas wangkring, ian, ilir, cething, tampah, kukusan, centhong, dan irus.

Pemberian nama tersebut tercermin dari sejarah tradisi begalan yang merupakan adaptasi dari kisah Adipati Wirasaba bernama Pangeran Tirta Kencana yang pada saat itu akan mempersunting seorang putri bernama Dewi Sukaesih pada hari Sabtu Pahing. Layaknya seorang laki-laki yang akan mempersunting wanita, Adipati Wirasaba beserta rombongan membawa pernak-pernik yang dibutuhkan dalam acara pernikahan. Nahas, di tengah perjalanan, rombongan Adipati Wirasaba bertemu dengan begal atau rampok.

Prosesi Begalan/Foto: Sulistyaning Tyas

Pertarungan pun tidak dapat dihindari. Dalam pertarungan tersebut, dikisahkan bahwa pembegalnya memiliki nama Ki Suradenta, sedangkan pihak dari rombongan Adipati Wirasaba yang bertugas melawan pembegal tersebut bernama Ki Surantani. Pada akhirnya pertarungan dimenangkan oleh Ki Surantani.

Awalnya tradisi begalan dipertunjukkan apabila seseorang mempunyai hajat mengawinkan anak sulung dengan sulung, anak bungsu dengan anak bungsu, anak sulung dengan anak bungsu, dan bagi keluarga yang baru pertama kali melaksanakan hajatan perkawinan. Pertunjukan tersebut dilakukan di siang hari maupun malam hari, atau menurut perhitungan yang sudah ditentukan. Tradisi begalan ini biasanya dilaksanakan pada sore hari, kurang dari pukul empat sore.

Samin menuturkan bahwa ketentuan pelaksanaan begalan sudah tidak berlaku seiring berkembangnya zaman. Saat ini, siapa saja boleh melaksanakan tradisi begalan, tidak hanya yang mempunyai acara perkawinan saja, pun waktu yang digunakan untuk pelaksanaan begalan dibebaskan.

Seiring berkembangnya zaman dan kelonggaran ketentuan pelaksanaan, gegap gempita kesenian begalan kian meredup. Semakin ke sini, semakin sedikit pengantin Banyumas yang mau menggunakan pakem Banyumas asli. Bahkan kebanyakan pengantin lebih memilih menggunakan mode internasional. Alasannya agar lebih simpel.

Pilihan tema pernikahan memang sepenuhnya keputusan pengantin. Namun, sangat disayangkan jika Begalan ditinggalkan begitu saja, padahal dalam begalan terdapat nasihat-nasihat untuk kedua mempelai. Tidak hanya nasihat dalam kehidupan berumah tangga tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat, serta hubungan dengan Tuhan.

Salah satu contohnya adalah Wangkring, yaitu seperti alat pikulan yang terbuat dari bambu. Wangkring merepresentasikan nasihat sebelum seseorang menjalani kehidupan berumah tangga, harus mempertimbangkan banyak hal agar nanti setelah menjadi sepasang suami istri dapat memikul bersama-sama semua masalah yang datang menerpa.

Selain itu, tahap akhir pertunjukan begalan atau saat “rebutan” alat-alat rumah tangga yang terdapat dalam begalan seharusnya dapat menjadi daya tarik tersendiri. Akan sangat menyenangkan melihat ibu-ibu serta anak-anak berebut alat-alat tersebut dan tentu menjadi cerita serta kenangan tersendiri untuk siapa saja yang berhasil mengambil salah satu alat rumah tangga dari Brenong Kepang tersebut.

sulistyaning tyas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email