PELATARAN
Dan harus berkata apa aku di hadapan kematian?
Sayap-sayap tanpa burung, terbang bebas menuju sangkar
Rumah di tepi sungai coklat, masih teguh tanpa pagar
Di tanah tambang dan batuan perumahan, adenium tetap mekar.
–
MEMBACA BUDI DARMA
Olenka tolong aku
Aku butuh seseorang
Yang mampu membayar penderitaanku.
–
MAKHLUK CERDAS
Setipis tisu
Adalah jarak anugerah dan kutukan
Atas kesadaran dan kecerdasan kita
Makhluk paling tinggi derajatnya ini,
Sangat cerdas untuk memberi kenyamanan pada perut, otak, dan hati mereka
Sangat cerdas membuat robot-robot pengganti lacur abad 21
Sangat cerdas, secerdas tuhan yang dipujanya, sekaligus iblis yang dikutuknya
Sangat cerdas membuat kehidupan begitu menarik, sekaligus membuatnya begitu sampah
Sangat cerdas menjadi yang tertindas dan menindas jiwanya sendiri.
Mahir sebagai budak dan lihai sebagai tuan.
Sangat sopan bahkan untuk bilang permisi pada neraka
Sangat cerdas bahkan untuk bahagia hari ini
Sangat cerdas bahkan untuk menderita esok hari.
Kemudian membunuh dirinya sendiri hari ini.
–
BASA-BASI EVOLUSI
Dia dengan wiski, aku dengan kopi
Bersantai kita minum di meja suci
Sudah lelah, kami pun pergi
Sibuk mengurus takdir
sendiri-sendiri
Mungkin tuhan tak mau
manusia minum wiski,
“Hanya aku yang boleh gila
dan tipsy di semesta ini!” ujarnya.
6 detik kemudian
Ia membuka mata dan
meledakkan kata, memisahkan
yang maya dan yang nyata,
yang muda dan yang tua,
yang ingat dan yang lupa,
yang berjalan dan
yang tinggal nama.
*****
Editor: Moch Aldy MA