Calamine
Manusia memiliki kulit
Ikan memiliki kulit
Burung memiliki kulit
Kucing memiliki kulit
Kau dan aku sama-sama berkulit
Berpelukan dan menari
Melupakan kehidupan yang sulit
Jika kau adalah limau kulit
Aku sanggup rasakan sembelit melilit
Tidak ada yang mengira bahwa kau
Alergen
Aku merasakan perih tak tertahan
Kulitku seperti jalanan yang tak pernah diberi anggaran pemerintah
Semua karena kau mengandung
Alergen
Pada akhirnya
Harus kuikhlaskan dirimu
Harus kuobati hancurnya kulitku
: Pada akhirnya, melepasmu adalah obatku
Kehilanganmu adalah penyakitku yang baru
(2021)
–
Ateisme Tanggung
Aku duduk bersama pikiran
Malam kemarin selesai baca Marx
Dalam hati bangga kunyatakan:
“demi otak yang dialektis, aku ateis!”
Di luar, hujan dan petir memadu kasih
Suasana kamar begitu lembab
Hawa dingin menusuk perih
Aku merinding disinari gelap
Celah ventilasi terlihat aneh
Aku curiga, kutatap saksama
Sudut demi sudut, seluruhnya
Dengan kecepatan suara
Petir menyambar tiba-tiba
Dan aku sontak berteriak:
“lindungi aku ya Tuhan!”
(2022)
–
For Your Page
Kehidupan terasa luas
Keterbatasan jadi mimpi yang pupus
Joget-joget menghiasi homepage
Aku pun bingung dengan konsep keluasan
Apakah for your page sebatas kebebasan manusia
Ataukah
Sekadar upaya untuk memalukan manusia
O
Mungkin aku saja yang sinis
Tidak tertarik dan mencaci
Tapi
Manusia itu lucu
Ia memiliki rasa malu, namun
Sering mempermalukan dirinya sendiri
“Rajungan!”
Umpatku tak tahan kala scroll timeline
Banyak yang tidak sadar kalau dirinya
Begitu memalukan
(2022)
–
Jas Hujan
Dilektika musim penghujan:
Aku, hujan, dan jas hujan
Tidak sama seperti cinta
Jas hujan menangkal hujan
Cinta seringnya datangkan hujan
Sebagai saksi utama ketololan cinta
Ini adalah alegori yang tolol
Tapi aku menyukai dekapan jas hujan
Ketimbang dekapan cinta
Yang mungkin menghujaniku dengan berjuta kepedihan
(2021)
*****
Editor: Moch Aldy MA