Animal Farm: Alegori Politik dan Kekuasaan

Nadia H

2 min read

Manusia tidak pernah melayani siapapun kecuali dirinya sendiri. Dan di antara kita, binatang-binatang, mari rapatkan kesatuan, persaudaraan sempurna dalam perjuangan. Semua manusia adalah musuh. Semua binatang adalah Kamerad.”

Dengan menggebu gebu, malam itu si babi tua Major berorasi di depan para binatang ternak di peternakan Manor milik Pak Jones. Babi tua Major merasa selama ini mereka para binatang ditindas dan diperlakukan semena-mena oleh Pak Jones. Babi tua Major bermimpi tentang kehidupan tanpa penindasan manusia.

Dalam orasinya si babi tua Major mengingatkan kepada para binatang betapa selama ini manusia telah mengambil terlalu banyak dari mereka dan hanya mengembalikan sedikit, itupun dalam bentuk makanan yang sangat terbatas hanya supaya para binatang tidak mati.

Manusia menyuruh binatang bekerja, tenaganya digunakan untuk membajak sawah, kotorannya digunakan untuk menyuburkan tanah, susu dan telurnya diambil, dan ketika para binatang sudah tua mereka dikirim ke penjagalan. Semangat perlawanan si babi tua Major ternyata dirasakan oleh para binatang lainnya hingga mereka menyusun rencana untuk melakukan kudeta terhadap Pak Jones dan menguasai peternakan Manor.

Perjuangan panjang revolusi para binatang di peternakan Manor ini diceritakan dalam novel alegori politik Animal Farm karya George Orwell. Berlatar di Peternakan Manor di Inggris, Orwell menggunakan metafora binatang sebagai kamuflase dari cerita sejarah sekaligus kritik terhadap totalitarianisme Uni Soviet.

Orwell menggambarkan proses peralihan kekuasan di Rusia dari pemerintahan Tsar Nikolas yang dianggap sebagai penguasa tiran ke pemerintahan Uni Soviet yang memiliki ideologi komunisme, yang ternyata tidak jauh berbeda dengan penguasa sebelumnya.

Peternakan Manor sendiri adalah alegori dari Kekaisaran Rusia semasa pemerintahan Tsar, yang pada akhir cerita digambarkan bahwa nama peternakan tersebut kembali menjadi Peternakan Manor setelah sebelumnya menggunakan nama Peternakan Binatang (Animal Farm). Hal ini seakan melambangkan keruntuhan Uni Soviet yang pada akhirnya kembali menggunakan nama Rusia.

Isu isu politik yang diceritakan dalam buku ini pun terasa masih sangat relevan hingga saat ini, salah satunya saat digambarkan bagaimana pemerintahan binatang yang terbentuk setelah berhasil mengudeta peternakan Manor berusaha untuk mengakali peraturan yang mereka buat sendiri.

Para binatang yang berhasil mengambil alih peternakan Manor memutuskan membuat pemerintahan mereka sendiri untuk mengelola Peternakan Binatang (Animal Farm).

Pada awalnya pemerintahan mereka dipimpin oleh dua ekor babi yang cerdas, bernama Napoleon dan Snowball. Namun, karena keserakahannya, Napoleon menyingkirkan Snowball dengan keji dari peternakan, dibantu anjing-anjing peliharaan Napoleon yang sudah dilatih layaknya tentara.

Di masa awal pemerintahan, sebagai dasar hukum pemerintahannya, para binatang secara demokratis membuat tujuh hukum falsafah baru yang disebut dengan Tujuh Perintah. Tujuh Perintah yang dituliskan pada dinding bangsal supaya semua binatang bisa membacanya.

  1. Apa pun yang berjalan dengan dua kaki adalah musuh;
  2. Apa pun yang berjalan dengan empat kaki dan bersayap adalah teman;
  3. Tak seekor binatang pun boleh mengenakan pakaian;
  4. Tak seekor binatang pun boleh tidur di ranjang;
  5. Tak seekor binatang pun boleh minum alkohol;
  6. Tak seekor binatang pun boleh membunuh binatang lain;
  7. Semua binatang setara.

Seiring berjalannya waktu, Napoleon sebagai pemimpin pun melanggar hampir seluruhnya dari tujuh perintah tersebut. Setiap melakukan pelanggaran Napoleon justru mengganti aturan yang telah disepakati sebelumnya, guna membenarkan tindakannya. Contohnya ketika Napoleon memberikan hak istimewa kepada para babi, dia mengganti perintah nomer 7 menjadi “Semua binatang setara, tetapi beberapa binatang lebih daripada yang lain.”

Kebusukan pemerintahan Napoleon lainnya ditunjukkan dengan bagaimana dia memutarbalikkan fakta sejarah. Tidak dapat dipungkiri bahwa Snowball juga berjasa dalam merebut peternakan dari Pak Jones, tetapi Napoleon memutarbalikkan sejarah dan menyebarkan cerita yang menyudutkan Snowball kepada para generasi muda.

Kehidupan para binatang di Peternakan Binatang di bawah kepemimpinan Napoleon juga ternyata tidak berubah dari masa sebelum revolusi. Di bawah kepemimpinan Napoleon saat ini para hewan ternak tetap harus bekerja keras mengerjakan tugas masing-masing, bahkan jatah makan mereka semakin lama semakin berkurang, sementara para babi yang tinggal di dalam rumah manusia malah menikmati kekuasaan dan menindas binatang-binatang lainnya, sehingga lambat laun para babi ini pun berubah menjadi layaknya manusia.

Novel yang ditulis Orwell semasa Perang Dunia II dan diterbitkan pada tahun tanggal 17 Agustus 1945 ini dianugerahi Retro Hugo Award untuk novel terbaik (1996) dan Prometheus Hall of Fame Award (2011). Animal Farm menjadi mahakarya Orwell yang paling melejitkan namanya. Dalam 140 halaman, Orwell berhasil menggambarkan fenomena pergolakan politik, mulai dari pemberontakan atas kepimpinan diktator yang totaliter, hingga bagaimana para binatang di sini membentuk pemerintahan baru meski pada akhirnya tidak memberikan kesetaraan yang selama ini diimpikan oleh para binatang.

***

Editor: Ghufroni An’ars

Nadia H

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email