AMESBURY, 1
: sesaat rindu menganga
tapi masa lalu telanjur purba.
dan ‘kenangan’ barangkali
sebatas kata yang sia-sia.
***
arthur, kau kenali ia
sebagai yang agung
di suatu petang yang murung
datang ia padaku.
kuda yang ia tunggangi
seperti mengerti:
aroma maut
sudah tak jauh lagi.
hunjaman pedang
berserak
di seutuh tubuhnya.
dan mordred
barangkali ia yang sengaja
memaksa arthur ke camelot
sekadar untuk
menyiapkan sendiri
kematiannya.
***
AMESBURY, 2
bagai gadis kecil
yang mengerti:
tak akan lagi ada
yang ia miliki
selain kesedihan
di bumi
aku mengiris air mata
seperti berhenti
percaya
terhadap cinta.
di pelukanku, lance
di pelukanku:
ia seolah ingin
menghindar dari perang
melupakan kalah menang
dan menghapus
kerja ‘maut’
dari dunia.
“cinta
barangkali satu-satunya
seperti tuhan:
yang bisa menolak
kefanaan.”
***
AMESBURY, 3
suatu malam
hujan menculik
suara tangis
menyihirnya
jadi gemuruh.
tetapi tak siapa pun
menduga itu
ialah tangisan
tak siapa pun, lance.
di ranjang;
tempat kedukaan merebah
tak lagi tinggal
di pelukanku ia
tak lagi.
mungkin beranjak
dari pangkuanku
ke pangkuan
yang kudus.
seketika aku sempurna
terpencil dalam derita
yang tak seorang pun
sanggup memahaminya.
***
AMESBURY, 4
kuhentakkan tali kekang
dan kau semakin jauh
tertinggal
di ingatan?
lance, di hutan
sebelum amesbury
terasa dekat
angin meluap
seperti kenangan
yang mengambang:
tiba-tiba aku di kereta
berjalan menempuh arah
dari carmelide ke camelot
dan jatuh tertimpa cinta.
rupanya
ingatan begitu beringas
dan aku dipaksa
menziarahi masa
ketika kau iring aku
dan kukenal kau
sebagai kesatria.
***
AMESBURY, 5
tanpa perintah
meleagant
seketika datang:
mengetuk kepalaku
di batas antara
nyata dan bayang.
mengusik dalam igauan.
ia kembali
menghelat dendam.
dua kepala ditebas
lantas ke arah kebencian:
aku dilarikan.
“guine!” seperti di makam
kau memanggil: mencekal
seluruh yang kucemaskan.
lance, darah
yang membaluri pedang
sesaat meleagant
debam ke kering dedaunan
iakah tak lebih deras
dari derita
yang terkandung
di kehidupan?
2021