Kadang Main Musik Kadang Tidak

Ahmad Dhani, Masihkah Bertaji?

Djoko Santoso

2 min read

Secara alam bawah sadar, para pencinta musik Dewa 19 sudah tak berharap band idolanya merilis single atau bahkan album baru. Karena bagi mereka, menikmati lagu-lagu lama tetap menjadi aktivitas yang menyenangkan, apalagi kalau lagu itu diliputi kenangan. Toh lagu-lagu hits Dewa 19 sudah cukup banyak untuk sekadar didengarkan seharian di rumah sambil selonjoran.

Namun, selama dua tahun terakhir, Dewa 19 bisa merilis 3 single. “Juliette” featuring Ello, “Tangis Terakhir” featuring Ari Lasso, dan pada tahun 2024 ini mampu merilis lagi “Laki-Laki Bukan Pengecut” featuring Ello. Banyak yang bertanya dan berharap mengapa belum ada lagu baru dengan vokalis Virzha? Sejauh yang saya tahu, Virzha masih terikat dengan label Alfa Records, dan mungkin belum bisa sepakat untuk membuat proyek musik resmi di luar labelnya.

Baca juga:

Bongkar Pasang Personel, Musik Tetap Sama

Dari pengakuan Dhani, untuk lagu “Juliette” sebenarnya Virzha sudah take vokal, tetapi belum ada kesepakatan antara pihak Republik Cinta Records dengan Alfa Records mengenai hak kepemilikan master musiknya. Alhasil, single “Juliette” dengan pengisi vokal Virzha gagal rilis. Pada akhirnya single ini rilis dengan formasi vokal Ello. Dia dipilih karena selain sudah biasa menjadi vokalis featuring, karakter vokalnya cukup cocok dengan format lagu yang upbeat. Dan pada akhirnya, yang terkenang di benak pendengar musik Dewa 19, lagu “Julliete” yang terbaik adalah versi vokal Ello.

Pada Desember 2022, Dewa 19 merilis lagi single “Tangis Terakhir” dengan menggandeng vokalis Ari Lasso. Lagu ini sebetulnya lagu lama yang baru sempat direkam bersama Ari Lasso. Dengan format orkestra dan vokal merdu Ari Lasso, kita dibawa ke dekade 90-an, waktu awal Dewa 19 terbentuk. Musik Dewa 19 dalam lagu “Tangis Terakhir” seperti kembali ke format awalnya. Tidak terlalu rock dan tidak terlalu elektronik, khas Dewa 19 pada usia remaja.

Kemudian, pada tahun 2024, mereka kembali merilis lagu “Laki-Laki Bukan Pengecut”. Lagu ini menjadi tanda eksistensi Dewa 19. Secara lirik, lagu ini sangat Ahmad Dhani. Model lirik bernuansa maskulin cukup banyak di lagu-lagu Ahmad Dhani, baik di Dewa 19 maupun di proyek-proyek musiknya yang lain.

Ahmad Dhani seperti mengajarkan bahwa laki-laki harus menjadi laki-laki sebenarnya dan seutuhnya. Kurang ‘sombong’ apa lirik lagu “Arjuna”, pengakuan bahwa dia telah berjuang dan meminta wanita untuk mencintainya. Begitu juga dalam lagu terbarunya. Dia menyuruh laki-laki untuk menjadi pemberani, tidak penakut, dan tidak menjadi pengecut ketika mencintai seorang perempuan.

Musik “Laki-Laki Bukan Pengecut” secara komposisi tak jauh berbeda dengan musik Dewa 19 biasanya. Entah mengapa Ahmad Dhani sangat menggemari instrumen sequencer, yang bagi sebagian musisi (terutama musisi lawas) sangat dihindari. Sequencer itu kalau dalam makanan diibaratkan seperti MSG, “sederhana tapi bikin hasilnya sempurna”. Tak perlu repot membuat bumbu ini-itu untuk menjadi lezat, hanya dengan sekian miligram, makanan sekejap menjadi lezat. Begitu juga dengan musik, sequencer mampu menggantikan sekian banyak instrumen hanya dalam satu track musik. Tinggal klik play, musik sekejap menjadi “sempurna”.

Baca juga:

Bagi band-band tua, menggunakan sequencer hukumnya “haram”. Musik anorganik ini dianggap tidak bisa menggambarkan emosi dan rasa, padahal dua hal itulah yang menjadi inti dari seni. Sequencer dianggap hanya sebagai jalan pintas untuk membuat musik yang sifatnya asal jadi, tidak mau repot, dan terdengar meriah. Memang jika kita mendengar musik-musik sequencer, musik menjadi lebih lebar, penuh, dan terdengar ramai.

Band-band yang dianggap seusianya Dewa 19, seperti Slank, GIGI, dan Padi sejauh ini tak terlalu tertarik menggunakan sequencer. Mereka lebih memilih untuk bekerja keras dalam mengisi musiknya daripada hanya berleha-leha dengan isian sequencer. Tapi bukan berarti mereka tidak pernah memakainya, misalnya saja GIGI di lagu “Terbang”, intro drum awal dalam lagu ini diisi dengan sequencer. Tapi apa pun itu, komposisi musik itu soal pilihan dan selera. Semua ada plus dan minusnya.

Di luar komposisi musik dan lirik, Ternyata Ahmad Dhani masih punya energi untuk berkreasi. Tak ada yang menyangka, di tengah keribetan dan keributan Pemilu 2024, ia masih bertaji. Masih mampu merilis single bersama Dewa 19. Entah laku atau tidak, bagi band legenda semacam Dewa 19, merilis lagu terkadang hanya menjadi ajang pembuktian bahwa ia masih ada, tidak terlalu peduli dengan laku atau tidak. Kita tunggu saja, apakah setelah melanggeng ke Senayan ia akan tetap produktif bermusik?

 

 

Editor: Prihandini N

Djoko Santoso
Djoko Santoso Kadang Main Musik Kadang Tidak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dapatkan tulisan-tulisan menarik setiap saat dengan berlangganan melalalui email